Essay: Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) di Era Digital

Oleh : Indra Lutfi Andrian

Pembelajaran kelas rangkap merupakan suatu kajian strategi pembelajaran, yang menjadi pilihan dalam melaksanakan proses pembelajaran. Pembelajaran kelas rangkap yang disingkat (PKR) relatif baru di dalam dunia pendidikan dan tidak banyak sekolah yang melaksanakan PKR ini. Pengertian pembelajaran kelas rangkap sesungguhnya di mana seorang guru atau sekelompok guru mengelola kelas, yang terdapat berbagai siswa dari tingkatan kelas yang berbeda atau usia yang bervariasi dengan kemampuan yang bervariasi pula dalam satu ruangan untuk tujuan pembelajaran yang bermakna bagi siswa.

Di Indonesia, pembelajaran kelas rangkap masih dipandang sebagai ‘kelas dua’ dan kurang bermutu dibandingkan dengan pembelajarn kelas tunggal konvensional. Kekurangan guru dan kekurangan siswa yang mendaftar sehingga jumlah siswa satu sekolah menjadi 60 anak atau kurang (rata-rata 10 anak per kelas atau kurang) memaksa sekolah untuk menyelenggarakan pembelajaran kelas rangkap sebagai solusi yang praktis untuk mengatasi masalah keterbatasan jumlah guru yang terjadi secara luas dan merata di semua wilayah.

Alasan dilakukannya Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) tidak hanya karena faktor kekurangan guru. PKR juga sering diterapkan karena alasan letak geografis yang sulit dijangkau, ruangan kelas terbatas, kekurangan tenaga guru, jumlah siswa yang relatif sedikit, guru berhalangan hadir, atau mungkin faktor keamanan seperti di daerah pengungsi.

Nyatanya di Era Digital ini, masih ada beberapa sekolah yang masih menggunakan Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) terutama di daerah daerah terpencil. Indonesia memiliki wilayah yang luas dan terdiri dari ribuan pulau. Dalam sistem pendidikan, hal yang tidak dapat dihindari adalah penyebaran dan distribusi guru secara merata, yang masih menjadi suatu tantangan yang harus diatasi.

Di banyak Sekolah Dasar berukuran kecil di Indonesia, mengelompokkan anak-anak dari beberapa jenjang kelas ke dalam satu kelas bisa menjadi salah satu cara agar pendidikan dapat tetap berjalan. Misalnya, menggabungkan kelas tiga dan empat dalam satu kelas. Ini yang disebut dengan model pembelajaran kelas rangkap, yaitu situasi ketika seorang guru harus mengajar lebih dari satu kelas di waktu dan tempat yang bersamaan. Dalam hal ini, kemampuan guru dituntut mampu mengelola kelas dengan baik dan menjadikan siswa aktif sehingga kondisi kelas tidak gaduh atau ada siswa tidak belajar karena guru mengajar bergantian kelas.

Lalu bagaimana dengan kurikulum yang digunakan dalam Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) ini ?  Apakah bisa menggunakan Kurikulum Merdeka yang saat ini sedang banyak dibicarakan ?

Akan kita bahas di tulisan berikutnya