Essay: RESONANSI PENDIDIKAN DALAM EKOSISTEM TEKNOLOGI DIGITAL

Ekosistem Teknologi Digital

Pendidikan dan Teknologi Digital pada mulanya berada dalam konstelasi berbeda dan memegang peranannya masing masing. Namun, dalam perkembangannya belakangan kita mendapati keduanya hampir tidak bisa dipisahkan, harus hadir satu-sama lain untuk saling melengkapi. Tanpa teknologi Pendidikan seolah berjalan ditempat, begitupun sebaliknya. Teknologi yang tidak mampu menyokong perkembangan Pendidikan seperti barang usang yang lambat laun ditinggalkan. Pertanyaannya adalah apa yang dihasilkan dari kolaborasi dua bidang ini yang berbeda ini? Bagaimana kita menjalankan sistem mulualisme ini? Dan seberapa besar peranan dan pengaruhnya bagi kita dan para pemangku kepentingan?

Pemanfaatan teknologi informasi dan digital ini bukanlah barang baru di Indonesia. Sejak internet dan komputer masuk negeri ini, istilah digitalisasi digandrungi banyak pihak dalam upaya memajukan bangsa. Pendidikan sebagai komponen penting pembangun bangsa salah satunya. Pemanfaatan teknologi digital mendorong percepatan transformasi pendidikan ke fase perubahan selanjutnya. Manfaat yang dihasilkannya benar-benar terasa bagi individu maupun organisasi  yang terlibat didalam ekosistemnya, baik sebagai pemberi layanan maupun penerima manfaat itu sendiri. Terlebih ketika kita memasuki masa pandemi. Digitalisasi di dunia pendidikan sudah menjadi wajib dilaksanakan demi menyelamatkan generasi bangsa dan cita-cita bersama dalam mengapai pendidikan ideal. Begitu pula ketika kita memasuki masa endemi Covid 19. Manfaat dari teknologi informasi dan digital ini akan disayangkan apabila ditinggalkan. Tak bisa dipungkiri bahwa teknologi digital secara tidak langsung memberi sejumlah manfaat. Seperti misalnya kemudahan komunikasi, memangkas ruang dan jarak, mengurangi risiko lost learning, dan pelbagai macam manfaat yang bisa didapatkan.

Masuknya pendidikan ke dalam ekosistem teknologi digital ini tidak serta merta terjadi begitu saja. Namun ada yang melandasi terbentuknya kolaborasi ini yaitu di antaranya kesadaran untuk bertumbuh dan berkembang menyesuaikan zaman. Kesadaran untuk bertransformasi yang sejatinya dimiliki setiap individu maupun organisasi.   

Transformasi Digital di Dunia Pendidikan

Setiap perubahan yang terjadi bukanlah tanpa tantangan dan hambatan. Sudah barang tentu banyak faktor yang menghambat prosesnya. Tantangan yang terbesar yang harus dihadapi adalah kesiapan kita atau kemauan kita untuk berubah. Mengingat tujuan transformasi ini adalah mencetak generasi unggul dan sukses dengan cara mempersiapkan pendidikan yang ideal dan mampu menjawab tuntutan zaman.

Seperti yang diungkapkan  Informasi dan Komunikasi Publik Kemkominfo, Usman Kansong yang dikutip dari  Okezone.com, Kamis 31/03/2022 lalu,  bahwa transformasi digital adalah keniscayaan. Prinsipnya, terlibat atau terlibas. Tentu kita harus menjadi yang terlibat dalam mengakselerasi transformasi digital di Indonesia. Pernyataan ini bisa kita pahami sebagai triger atau pemecut bahwa sejatinya individu maupun organisasi sejatinya harus mau berubah. Namun kita juga mesti mengingat bahwa setiap perubahan tidak boleh meninggalkan jati diri kita sebagai manusia maupun organisasi.

Yayasan BPI sebagai organisasi yang bergerak di bidang pendidikan telah menyambut kedatangan era digital dengan antusiasme yang luar biasa, dengan mendeklarasikan bahwa seluruh unit sekolah siap bertransformasi menyelenggarakan pendidikan berbasis digital dalam kegiatan BPI Expo Juni 2022 kemarin. Hal ini harus didukung dengan sinergitas antar elemen di dalamnya.

 

Potensi, Efektivitas, dan Efisiensi

Untuk mencapai tujuan ini  baik kita dituntut melakukan perubahan dalam skala besar maupun kecil. Namun tak bisa dipungkiri bahwa terkadang pula banyak yang tidak mau menerima perubahan tersebut karena mereka sudah merasa nyaman berada di posisinya saat ini. Maka dalam strategi managemen organisasi peran pemimpin dibutuhkan selain kesadaran kesadaran kita sebagai individu yang berorganisasi. Dalam sebuah wawancara yang dikutip dari kubikleadership.com 21/06/22, Fauzi Rachmanto, seorang expert traniner, mengungkapkan bahwa seorang pemimpin tidak boleh alergi dengan perubahan dan pantang menerima masukan dari personel maupun tim yang dipimpinnya. Sebaliknya, seorang pemimpin haruslah menciptakan atmosfer tim yang tidak takut akan perubahan. Menurutnya, setidaknya ada tiga hal yang selalu dilakukan pemimpin atau pemangku kebijakan dalam menyambut sebuah perubahan. Yang pertama, menemukan penyebab seseorang atau organisasi tidak mau berubah dan memperbaiki akar masalah tersebut. Selanjutnya, menunjukkan kemana arah perubahan yang akan dilakukan secara jelas dan transparan. Dan terakhir menunjukkan dengan konkrit langkah pertama yang harus diambil oleh setiap individu. Dengan 3 hal tadi diharapkan seluruh anggota tim telah siap mencapai tujuan.

Jika melihat strategi di atas hanya tinggal satu langkah terakhir yang bagi penulis penting untuk dimiliki, adalah eksekusi dan keberanian dan untuk melangkah bersama dalam bertransformasi digital. Sebelum mengambil langkah dalam melakukan transformasi digital, perlu kitanya kita memerhatikan potensi, efektifitas, dan efisiensi sehingga kita mampu menenntukan pijakan kokoh dalam melangkah. Sumber daya manusia adalah faktor utama, pelaku perubahan. Oleh karena itu kompetensi dari SDM harus menjadi prioritas untuk ditingkatkan. Dengan memfasilitasi individu yang akan bergerak berubah kita akan mendapati potensi dari tujuan kita bertranformasi.

Kita juga perlu memilah instrumen dan infrastruktur yang berada dalam ekosistem teknologi digital sehingga efisiensi dan efektifitas kerja dalam memberikan pelayanan prima akan terdorong dengan sendirinya.

Di Unit SD BPI misalnya, digitalisasi kiranya bukan hal yang baru. Contoh kecilnya adalah ekosistem digital milik pemerintah yang sudah diwajibkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam mendigitalkan Data Pokok Pendidikan dengan adanya aplikasi Dapodik  sudah dilaksanakan sejak tahun 2012 dan masih digunakan hingga saat ini. Tentunya dengan perkembangan yang boleh dibilang sangat pesat. Terlebih dalam kurun waktu tiga tahun terakhir bermunculan platform digital yang bisa digunakan sekolah dalam penyelenggaraan pembelajaran berbasis digital, yang semuanya terintegrasi kepada satu aplikasi. Misalnya baru-baru ini Platform Merdeka Belajar yang diperuntukkan bagi sekolah-sekolah dalam naungan kementerian pendidikan dan kebudayaan Indonesia. Teknologi ini kiranya harus kita manfaatkan demi memenuhi efisiensi dan efektifitas kerja bagi stake holder di dunia pendidikan.

Pendidikan kita yang sudah bergerak dalam ekosistem teknologi digital ini harus terus disulut dan digemakan agar tercipta resonansi positif demi terwujudnya penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas bagi anak bangsa dalam rangka ikut membentuk manusia yang setia pada dharmanya.

Penutup

Akhir kata ijinkan penulis menutup dengan nukilan puisi dari W.S. Rendra:

Kesadaran adalah matahari

Kesabaran adalah bumi

Keberanian menjadi cakrawala

Dan perjuangan

Adalah pelaksanaan kata-kata

                 

Bandung, 13 Agustus 2022

 

 

Ramdan Saleh, S.S.

 

MERDEKA!