(Oleh: Sri Puji Lestari)
Di era industri 4.0, informasi dapat dengan mudah dibagikan dan diakses melalui internet. Menurut survey yang dimuat di laman Kemdikbudristek, sebanyak 202 juta dari 270 juta penduduk Indonesia memanfaatkan teknologi digital, yang berarti dapat dikatakan sebanyak 73,9% penduduk Indonesia telah melek internet dan telah memanfaatkan teknologi digital untuk menunjang kegiatannya. Kemudahan akses terhadap internet ini, tak terkecuali juga digunakan oleh guru dan siswa. Berbagai materi pendukung pembelajaran dapat dengan mudah diakses melalui internet, sehingga hal ini membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam kegiatan belajar-mengajar. Di samping kemudahan yang dirasakan berkat kehadiran internet, terdapat dampak negatif, salah satunya adalah berkurangnya minat baca masyarakat, khususnya remaja. Menurut data statistik dari UNESCO, tingkat literasi Indonesia menempati urutan ke 62 dari 70 negara. Padahal, literasi penting bagi masyarakat, termasuk siswa. Hal ini dikarenakan literasi yang baik dapat mengasah kemampuan untuk berpikir kritis, kreatif, inovatif, dan menumbuhkan budi pekerti.
Salah satu institusi penggerak literasi adalah perpustakaan. Pada umumnya, setiap institusi pendidikan memiliki perpustakaan. Di era digital, sumber ilmu yang kredibel salah satunya dapat diperoleh melalui buku atau jurnal yang dapat diakses melalui perpustakaan. Akan tetapi, banyak perpustakaan yang tidak memiliki koleksi lengkap, sehingga banyak masyarakat yang memilih untuk mengakses informasi melalui internet dikarenakan informasi yang tersedia lebih lengkap serta lebih efisien karena mudah diakses. Ditambah lagi, minimnya tingkat literasi masyarakat menyebabkan minimnya kunjungan masyarakat ke perpustakaan. Namun perlu diingat bahwa informasi yang beredar di internet juga banyak yang diragukan kredibilitasnya, sehingga informasi dari internet perlu dipilah kembali. Di sinilah peran perpustakaan sebagai penyedia sumber informasi dan sumber ilmu yang kredibel menjadi sangat penting. Di era industri 4.0, sudah banyak perpustakaan digital yang bermunculan. Sebut saja iPusnas, sebuah aplikasi perpustakaan digital yang diciptakan oleh Perpustakaan Republik Indonesia. Keberadaan perpustakaan digital merupakan sebuah bentuk adaptasi dari perpustakaan konvensional di tengah pertumbuhan industri digital.
Melihat jumlah pengguna internet yang naik di setiap tahunnya, pengembangan perpustakaan digital menjadi sangat penting untuk dilakukan. Hal ini didukung fakta bahwa internet saat ini sangat mudah dipelajari dan diakses oleh berbagai kalangan, sehingga dapat menjadi peluang untuk mengembangkan perpustakaan digital sebagai sarana penunjang untuk meningkatkan literasi digital. Di institusi pendidikan, perpustakaan digital akan mempermudah pengajar dan pelajar untuk mengakses sumber ilmu yang kredibel dari buku elektronik maupun jurnal elektronik, sehingga meminimalir risiko mendapatkan informasi yang tidak kredibel. Di samping itu, bagi pustakawan, pengelolaan koleksi akan mudah dilakukan sebab tidak membutuhkan ruangan yang luas karena koleksi digital dalam bentuk file digital atau CD/DVD tidak memakan banyak ruang. Perawatan koleksi juga lebih mudah dilakukan, karena hanya dilakukan melalui perangkat lunak. Selain itu, sistem perpustakaan digital akan memudahkan pustakawan dan pemustaka karena peminjaman dapat dilakukan dimanapun tanpa harus mendatangi perpustakaan fisik, dan pencatatan waktu peminjaman akan otomatis tercatat dalam sistem.
Meski begitu, pengaplikasian perpustakaan digital pada institusi pendidikan, terutama bagi institusi pendidikan yang masih sangat baru mengenal digitalisasi sistem perlu dipersiapkan dengan baik serta membutuhkan sumber daya yang memadai, baik dari segi manusia dan teknologinya. Dari segi pengembangan perangkat lunaknya, pengembangan perpustakaan digital membutuhkan tenaga dan biaya, sehingga perlu dukungan berbagai pihak untuk merealisasikannya. Selain itu, pustakawan dan pemustaka perlu beradaptasi dengan sistem baru terkait pengelolaan dan pemanfaatan fasilitas perpustakaan. Dengan kerjasama dan adaptasi yang baik dari semua pihak yang terlibat, maka eksistensi perpustakaan sebagai sumber ilmu akan tetap terjaga, bahkan dapat berkembang dan dimaksimalkan pemanfaatannya melalui perpustakaan digital. Pengembangan dan pemanfaatan fasilitas perpustakaan digital dengan maksimal akan meningkatkan literasi masyarakat Indonesia, khususnya bagi perpustakaan digital di insitusi pendidikan yang akan bermanfaat bagi civitas akademika di lingkungan pendidikan tersebut.
Referensi:
Minat Baca Tulis Netizen Turun di Era Digital, Lebih Banyak Komen dan Update Status. (2021). Dalam http://ditpsd.kemdikbud.go.id/artikel/detail/minat-baca-tulis-netizen-turun-di-era-digital-lebih-banyak-komen-dan-update-status. Diunduh 08 Agustus 2022 pada 20.37 WIB